KEBENARAN
(Episode 1)
Pernahkah
anda mendengar hal ini, “Apa yang benar
bagi anda mungkin tidak benar bagi saya.”? Banyak pula orang akan
memberitahu anda bahwa semua kebenaran sungguh-sungguh benar dari cara tertentu
dalam memandang sesuatu atau sudut pandangnya (perspektif). Bahkan ada cerita
lama tentang ‘enam orang buta dan gajah’ sering digunakan untuk menggambarkan
dan mendukung posisi ini.
Adapun
ceritanya berikut;
Ø Seorang
buta karena hanya merasakan belalainya, maka ia berpikir dan menyimpulkan bahwa
gajah adalah ular atau seperti ular,
Ø Seorang
buta yang hanya memegang telinganya, menyimpulkan bahwa gajah adalah kipas atau
tampah,
Ø Seorang
buta yang meraba tubuh gajah itu menyimpulkan bahwa gajah adalah tembok atau
gunung,
Ø Seorang
buta yang memegang kakinya, menyimpulkan bahwa gajah adalah pohon atau tiang
listrik,
Ø Seorang
buta yang memegang ekornya, menyimpulkan bahwa gajah adalah tali,
Ø Sedangkan
seorang buta yang terakhir memegang gadingnya, menyimpulkan bahwa gajah adalah
tombak.
Sebagaimana uraian cerita di atas
digunakan untuk menggambarkan dan mendukung, serta membuktikan bahwa apa yang
anda pikirkan benar hanya merupakan masalah sudut pandang (perspektif) terhadap
sesuatu.
Perlu ditunjukkan di sini bahwa
semua (6) orang buta itu salah. Tidak
satu pun dari kesimpulan mereka benar, jadi ilustrasi ini tidak berbicara
apapun tentang kebenaran. Sesungguhnya dalam ilustrasi tersebut ada ‘kebenaran
objektif’ yang tidak berhasil mereka temukan. Demikian juga pernyataan, “Semua
kebenaran tergantung perspektif,” bisa merupakan pernyataan absolut atau
tergantung perspektif. Jika pernyataan itu bersifat perspektif, tidak ada
alasan untuk berpikir bahwa itu adalah pernyataan yang benar secara absolut─itu
hanya masalah perspektif. Pernyataan itu gagal dalam cara apapun.
Apakah
Kebenaran Bersifat Relatif atau Absolut?
Klaim bahwa kebenaran bersifat
relatif bisa dipahami dalam dua cara. Apakah kebenaran bersifat relatif
dibandingkan ruang dan waktu (itu benar pada saat itu, tetapi sekarang tidak),
atau relatif dibandingkan orang (benar bagi saya, tetapi tidak benar bagi
anda). Sedangkan kebenaran absolut menyiratkan paling tidak dua hal:
(1)
Bahwa apa yang benar pada suatu waktu
dan di suatu tempat, benar sepanjang waktu dan semua tempat,
(2)
Bahwa apa yang benar bagi satu orang benar
bagi semua orang. Kebenaran absolut tidak berubah. Sementara kebenaran relatif
berubah dari waktu ke waktu dan dari orang ke orang.
Penganut
relativisme akan menyatakan pernyataan, “Pensil di sebelah kertas catatan,”
relatif karena tergantung dari sisi meja mana anda berdiri dan memandangnya.
Tempat selalu relatif tergantung sudut pandang, kata mereka. Tetapi kebenaran
juga bisa terikat waktu. Pada suatu waktu, sepenuhnya benar untuk berkata, “Soekarno
adalah presiden,” jika pada masa Orde Lama, tetapi tidak seperti itu lagi
sekarang. Hal itu benar pada suatu waktu di mana pernyataan itu diucapkan tanpa
dapat dibatalkan.
Demikian
pula, penganut relativisme menyatakan bahwa kebenaran itu tergantung pada orang
yang membuat pernyataan dan juga tergantung pada pandangan orang yang membuat
pernyataan itu, serta makna yang ia maksudkan. Seperti contoh, “Saya sedang
dipidana,” mungkin benar bagi saya tetapi tidak berlaku bagi semua orang lain
yang ada di muka bumi ini. Semua pernyataan hanya benar dalam kaitannya dengan
orang yang membuat pernyataan itu.
Dengan
melihat penjelasan di atas, tampak ada kesalahpahaman di sana. Penafsiran
penganut relativisme tampaknya menyesatkan. Berkaitan dengan waktu dan tempat,
sudut pandang (perspektif) pembicara, yang bersifat temporal dan spasial,
dipahami melalui pernyataan itu. Misalnya, “Soekarno adalah presiden,” ketika
dikatakan pada masa Orde Lama benar dan itu akan selalu benar. Hal itu tidak
akan berhenti benar sampai kapan pun, bahwa Soekarno adalah presiden pada masa
Orde Lama, itu adalah kebenaran absolut.
Ada
beberapa keuntungan bagi relativisme, itu berarti bahwa mereka tidak pernah
salah. Selama itu benar bagi saya, saya tetap benar meskipun saya salah!
Begitulah kata mereka. Bukankah itu menyenangkan? Kekurangannya adalah bahwa
mereka tidak akan pernah belajar sesuatu, karena belajar berarti pindah dari
kepercayaan yang salah ke yang benar-absolut salah ke absolut benar.
_________________________by
Viswandro for Contemplation, Jan. 14th, 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar